Senin, 26 April 2010 di 18.17 Diposting oleh amiel 0 Comments

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak dapat kita pungkiri bahwa di masa yang akan datang secara perlahan namun pasti, pemanfaatan sumber daya hayati laut di Indonesia akan terus mengalami perkembangan terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan, energi, bahan baku, perluasan tenaga kerja serta peningkatan pendapatan devisa negara. Namun masalah yang dihadapi adalah masih kurangnya informasi tentang sumber daya laut yang ada saat ini, salah satu diantaranya adalah fauna echinodermata yang meliputi bintang laut (Asteroidea), taripang (Holothuridea), bulu babi (Echinoidea), bintang ular (Ophiuroidea) dan lili laut (Crynoidea) (Laitupa, 2002).
Dalam klasifikasi berdasarkan kekerabatannya, echinodermata terletak pada urutan terakhir dalam kelompok hewan invertebrata. Hal ini disebabkan karena echinodermata tidak menampakan ciri-ciri yang mirip dengan invertebrata. Menurut para ahli taksonomi, echinodermata lebih dekat dengan hewan avertebrata. Echinodermata berasal dari bahasa yunani eichinos yang artinya duri dan derma yang artinya kulit. Jadi Echinodermata berarti hewan yang kulitnya berduri. Hewan ini dibagi dalam 5 kelas yaitu, Holothuridea (Teripang), Asteroidea (Bintang Laut), Ophiuroidea (Bintang Ular), Echinoidea (Bulu Babi) dan Crinoidea (Lili laut). Echinodermata tidak mempunyai kepala, tubuhnya tersusun dalam sumbu oral dan aboral serta serta tubuhnya tertutup epidermis tipis yang menyelubungi rangka mesodermal (rangka dalam) (Pratiwi, 2004).
Berdasarkan latar belakang di atas maka untuk lebih memperjelas pengamatan pada phylum Echinodermata, diadakan praktikum mengenai phylum Echinodermata tersebut.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah dapar mengetahui dan membedakan phylum Echinodermata yang terbagi dalam kelas Holothuridea, Asteroidea, Ophiuroidea. Echinoidea dan Crynoidea.
Kegunaan dari praktikum kali ini adalah agar para praktikan dapat mengetahui dan mengamati gambaran tentang morfologi, serta menambah pengetahuan atau wawasan tentang phylum Echinodermata dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi agar bermanfaat bagi mahasiswa.









II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi





Klasifikasi Teripang Pasir (H. scabra) menurut Rohani (1998) dalam Sartika (2002) adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Holothuridea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Aspidochirota
Genus : Holothuria
Spesies : H. scabra










Klasifikasi Bintang Laut (P. nodosus) menurut Brotowidjoyo (2000) adalah sebagai baerikut.
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : Valvatida
Famili : Presteridae
Genus : Protoreaster
Spesies : P. nodosus







Klasifikasi Bintang Ular (O. nereidina) menurut Brotowidjoyo (2000) adalah sebagai baerikut.
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Ophiuroidea
Ordo : Valvatida
Famili : Ophiutricoidea
Genus : Ophiutricoides
Spesies : O. nereidina







Klasifikasi Bulu Babi (T. gratilla) menurut Brotowidjoyo (2000) adalah sebagai baerikut.
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Tripnoida
Famili : Tripnoideai
Genus : Tripneustes
Spesies :T. gratilla





C. Morfologi dan Anatomi
Tubuh Echinodermata tidak bersegment atau beruas-ruas. Pada waktu larva, simetri tubuhnya bilateral, tetapi setelah dewasa simetrinya radial. Hewan ini mempunyai kaki ambulakral (kaki buluh), tidak berkepala, dan tidak mempunyai otak, epidermisnya halus dan diperkuat oleh kepingan kapur yang disebut laminae (Ossikula). Epidermis ini mudah digerakan dengan pola tetap , tetapi ada pula yang tidak mudah digerakan. Epidermis dilengkapi dengan tonjolan duri-duri halus dari kapur. Mesodermis mengandung eksoskeleton yang dapat digerakan dan terikat lempengan kalkareus yang biasanya terdapat duri-duri ( Pratiwi, 2004).

Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin (Pustekom, 2005)

Bulu babi mempunyai Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacam-macam makanan laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan oleh otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin terdapat di permukaan atas. Echinoidea mempunyai daya regenerasi khusus, yaitu bila bagian tubuh rusk akan segera diperbaiki (Kurnia, 2006).
Bintang ular jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (O. brevispinum). Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus, sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir. Ia sangat aktif di malam hari. Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah) (Maryati, 2004).

Teripang kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan. Kebiasaan hewan ini meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di dalam lumpur/pasir dan bagian akhir tubuhnya diperlihatkan. Memiliki banyak endoskeleton yang tereduksi. Tubuhnya juga memanjang tertutup oleh kulit yang berkutila dan tidak bersilia dibawah kulit terdapat dermis yang mengandung osikula, selapis otot melingkar, dan 5 otot ganda yang memanjang. Dengan adanya lengan otot ini, timun laut dapat bergerak memanjang memendek seperti cacing (Suwignyo, 2005).
C. Habitat dan Penyebaran
Echinodermata sangat umum dijumpai di daerah pantai terutama di daerah terumbu karang kemudian juga di daerah pantai berbatu yang berlumpur. Di Indonesia Echinodermata terdapat dikawasan Indofasifik barat dan sekitarya yakni teripang sebanyak kurang lebih 141 jenis, bulu babi 84 jenis, dan lili laut sebanyak 92 buah. Echinodermata dapat hidup di laut dalam, bahkan di palung laut dan juga ada di pantai (Nontji, 2005).
Habitat yang dihuni bintang laut adalah daerah pantai atau dasar laut yang tidak terlalu dalam. Ophioroidea hidup di laut yang dalam. Biasanya bersembunyi dibawah batu karang, rumput laut, di pasir, atau lumpur. Hewan ini aktif pada malam hari. Landak laut biasanya hidup di daerah pantai, diatas batu karang, diatas batu karang, di dasar laut, di dalam rumpur, atau di sumur-sumuran daerah pantai, bahkan ada juga yang hidup di muara sungai dengan membenamkan diri di tanah liat atau di bawah karang. Kelas holothuroidea hidup di laut, yaitu di dasar laut dengan cara bersembunyi di lumpur/pasir (Pratiwi, 2004).


D. Reproduksi dan Daur hidup
Bintang laut bersifat diesis. Alat reproduksinya bercabang-cabang dan terletak disetiap lengan. Alat reproduksi betina menghasilkan banyak telur (sekitar 2,5 juta setiap 2 jam), sedangkan yang jantan menghasilkan spermatozoa yang lebih banyak dari pada ovum. Fertilisasi terjadi di air, selanjutanya akan dihasilkan larva bipinaria. Ophiuroidea mempunyai jenis kelamin yang terpisah. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahannya akan tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersilia disebut pluteus. Pluteus kemudian mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi bintang ular. Echinoidea memiliki 4 sampai 5 gonad yang terletak di daerah permukaan aboral. Dari gonad terdapat saluran ke lubang genital. Sesudah terjadi fertilisasi di air, maka hasil fertilisasi akan tubuh menjadi larva. Pada Holothuroidea umumnya alat reproduksi terpisah, kecuali beberapa jenis, ada yang hermafrodit. Sel telur maupun sperma dikeluarkan ke air laut, dan selanjutnya terjadi fertilisasi yang menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi larva aurikularia (Pratiwi, 2004).
E. Makanan dan Kebiasaan Makan
Makanan Echinodermata biasanya adalah hewan-hewan mati (bangkai), zat buang (kotoran fase), dan organisme lainnya. Pada kelas asteroidea makanan terdiri atas sebangsa siput (keong), bangsa udang, cacing, biasanya menggunakan lengannya. Kelas Ophiuroidea makanannya berupaudang-udangan, mollusca, sampah, dan sisa organisme lain (Nontji, 2005).
F. Nilai Ekonomis
Salah satu komoditas perikanan yang mempunyai prospek cukup baik dan bernilai ekonomis tinggi, baik pasar lokal maupun internasional. Sebagai salah satu sumber daya hayati perairan pantai, teripang mengandung nutrisi yang sngat tinggi. Dari hasil penelitian kandungan bahan yang menyusun teripang dalam kondisi kering adalah protein 82 %, lemak 1,7 %, kadar air 8,9 %, kadar abu 8,6 % dan karbohidrat 4,8 % (Sartika, 2002).
Beberapa jenis holothuroidea diperdagangkan sebagai teripang kering atau kerupuk teripang dan menjadi komoditi ekspor. Hongkong merupakan pusat perdagangan teripang dunia. Negara pengekspor utama teripang ke hongkong merupakan Fhilipina, Indonesia dan Jepang. Dari 1200 spesies holothuroidea, hanya 12 spesies yang diperdagangkan sebagai teripang kering. Di balik wajah dan namanya yang seram, bagi masyarakat Jepang sebagai masyarakat penggemar hasil-hasil laut, produk bulu babi berupa telur (gonad) sangat digemari. Bila kita masuk ke warung-warung sushi, produk bulu babi berupa telur, yang dikenal dengan "uni" dan harganya sangat mahal. Untuk satu kilogram uni di Jepang harganya berkisar antara 50 sampai $ 500 US, tergantung warna dan teksturnya. Meskipun demikian, kegilaan masyarakat Jepang untuk mengkonsumsi uni ini sangat tinggi. Terbukti dengan 90% produk bulu babi dunia, dikonsumsi oleh masyarakat Jepang. Disebabkan karena adanya penangkapan bulu babi yang berlebihan di Jepang, yang telah berlangsung dari sekitar 100 tahun lalu, kini mereka harus mengimpornya dari Amerika Serikat, Chile, Russia, Kanada dan Korea Selatan. Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia sebenarnya berpotensi besar untuk membudidayakan jenis ini. Menurut Laode M Aslan, ada 3 jenis bulu babi yang dapat dikembangkan di Indonesia yakni dari jenis Echinometra spp., Tripneustes gratilla, dan Diadema setosum. Ketiga jenis bulu babi ini selain pertumbuhannya cepat juga mampu menghasilkan gonad yang lebih besar dibandingkan jenis bulu babi lainnya. Namun karena keterbatasan pengetahuan dan perhatian dari masyarakat nelayan, menyebabkan bulu babi belum banyak dilirik untuk menjadi salah satu komoditi unggulan. Selama ini pemanfaatan telur babi oleh nelayan berasal dari hasil pengumpulan dan penangkapan di alam dan masih dijual untuk komoditi pasar lokal (non ekspor) (Kurnia, 2006).









III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 24 November 2008. Pukul 15.00-17.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Dasar C Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini dapat di lihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 4. Alat dan Bahan serta kegunaan pada praktikum phylum Echinodermata:
No. Alat dan Bahan Kegunaan
1. Alat :
- Baki (Dissecting-pan) Wadah menyimpan objek
- Pinset (forceps) Alat mengambil bahan
2. Bahan :
- Taripang (H. scabra) Obyek yang diamati
- Bintang laut (P. nodosus) Obyek yang diamati
- Bintang ular (O. nereidina) Obyek yang diamati
- Bulu babi (D. setosum) Obyek yang diamati

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada pratikum ini adalah sebagai berikut :
- Mencari organisme phylum Ecinodermata di perairan laut.
- Menentukan jenis-jenis organisme tersebut ke dalam kelasnya masing-masing.
- Melakukan pengamatan di Laboratorium, gambar dan lengkapi bagian-bagiannya yang terdapat pada organisme tersebut secara morfologi dan anatomi.
- Menggambar organisme tersebut dan lengkapi bagian-bagiannya.
















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamtan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Pengamtan pada Taripang Pasir (H. scabra)
Keterangan :

1. Mulut
2. Kaki tabung
3. Anus
4. Tentakel



Gambar. Taripang Pasir (H. scabra)
b. Pengamatan pada Bintang Laut (P. nodosus)

Keterangan :
1. Lengan
2. Anus
3. Madreporid
4. Papilla (duri)

Gambar . Bintang Laut (P. nodosus) tampak aboral

c. Pengamatan pada bintang ular (O. nereidina)


Keterangan :
1. Lengan
2. Cakram disc





Gambar . Bintang Ular (O. nereidina) tampak aboral
d. Pengamatan pada bulu babi (D. setosum)


Keterangan :

1. Anus
2. Madreporit
3. Amburakral
4. Interamburakral
5. Duri

Gambar . Bulu Babi (D. setosum) tampak aboral










B. Pembahasan
Tubuh Echinoidea dipenuhi duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang pendek dan ada pula yang panjang seperti landak. Itulah sebabnya jenis hewan ini sering disebut landak laut. Jenis hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir atau sela-sela bebatuan sekitar pantai atau di dasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng. Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacam-macam makanan laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan oleh otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin terdapat di permukaan atas.
Kelas Asteroidea sering disebut bintang laut. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin. Ekskresi dari bintang laut di lakukan oleh sel-sel amebocite yang terdapat dalam cairan selom. Zat sisa ini dibawa keluar melalui dinding derma brankhialis. Pada usus terdapat dua percabangan yang bewarna cokelat yang mensekresikan cairan bewarna kecoklat-coklatan.
Pengamatan pada taripang pasir (H. scabra) hewan ini merupakan salah satu hewan kelas echinodermata yang semuanya hidup di laut. Bentuk tubuh dari anggota kelas ini tidak berlengan,lembek, mulut dan anus berada di daerah yang berlawanan. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan. Memiliki banyak endoskeleton yang tereduksi. Tubuhnya juga memanjang tertutup oleh kulit yang berkutila dan tidak bersilia dibawah kulit terdapat dermis yang mengandung osikula, selapis otot melingkar, dan 5 otot ganda yang memanjang. Dengan adanya lengan otot ini, timun laut dapat bergerak memanjang memendek seperti cacing. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Pratiwi (2004) yang mengatakan bahwa teripang merupakan salah satu dari kelas echinodermata atau binatang berkulit duri yang semua hidup di laut dan sebagian besar sebagai organisme penghuni dasar perairan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung 54 bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan pernafasan.
Kelas Ophiuroidea ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (O. brevispinum). Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral.




V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Echinodermata disebut juga hewan berkulit duri. Tubuhnya tidak bersegmen tetapi berduri. Hewan ini hidup di laut.
- Kelas Echinoidea dipenuhi duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang pendek dan ada pula yang panjang seperti landak
- Alat organ tubuh kelas Asteroidea bercabang ke seluruh lengan, hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Lengan hewan ini lentur karena adanya otot yang berserabut.
- Kelas Ophiuroidea ini memiliki mulut dan madreporitnya yang terdapat di permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus, sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya.
- Kelas Holothuroidea memiliki tubuh seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga teripang. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit.


B. Saran
Saran saya sebagai praktikan mengucapkan terima kasih kepada para asisten yang telah membimbing kami selama praktikum.








DAFTAR PUSTAKA





Aslan, Harmin Hari, Robin, Muh Affandi Ampama, Suwarjoyowirayatno, Israwaty Ode, La Udia, Fitriani, Lismawaty Basiru, Farrah Sasmawati, 2008. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari.

Brotowidjoyo, 2000. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.

Kurnia, Agus. 2006. Artikel Iptek - Bidang Biologi, Pangan, dan Kesehatan Meraup Yen dengan Memelihara Bulu Babi. http//:www.berita-beritaiptek-2006-01-15-Meraup-Yen-dengan-Memelihara-Bulu-Babi.shtml

Laitupa, O. P., 2002. Struktur Komunitas Fauna Echinodermata Pada Daerah Sub Litoral Desa Sorue jaya Kecamatan Soropia Kabupaten Kendari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Haluoleo. Kendari.

Noerhadi, Imoes., 2002. Studi Penyebaran dan Kepadatan Bulu Babi (Diadema setosum) Pada Padang Lamun di Perairan Pantai Kelurahan Boneoge Kecamatan Lakuo Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Haluoleo. Kendari.

Nontji, a., 2005. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Pratiwi. D.A,. 2004. Biologi SMA Kelas XI. Gramedia. Jakarta

Romimohtarto, K., dan Sri Juwana, 2005. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta.

Sartika, Dewi., 2002. Aspek Biologi Reproduksi Taripang Pasir (Holothuria scabra) di Perairan Pantai Desa Sorue Jaya Kecamatan Soropia Kabupaten Kendari Sulawesi Tenggara. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Haluoleo. Kendari.

Suwignyo, dkk., 2005. Avertebrata Air Jilid I. Swadaya. Jakarta.